Lebih dari 400 km perjalanan yang kami lalui waktu itu, 16 Februari 2025.
Pakis, Kab. Malang
Bertolak dari Pakis, Kab. Malang, sekira pukul 06:00 dengan samsul kesayangan yang belum dicuci sejak terakhir kali makan tteokbokki di rumah 한 선생님.
BBPP Ketindan, Lawang, Kab. Malang
Sampai di greenhouse, langsung bantu membersihkan GH persemaian tipis-tipis (seharusnya ikut buat nutrisi juga, tapi ternyata sudah keduluan sama udin). Lanjut sarapan sambil inject kopi, persiapan dikit, langsung berangkat.
Kutolak kharisma bersama Mas Anam ke Lumajang via Grati, Kab. Pasuruan dan Probolinggo.
Probolinggo
Di Probolinggo sempat berhenti sejenak di Ind*maret SPBU, meluruskan pinggang sembari ke toilet. 3 menit setelahnya, langsung tancap gas lagi.
Lumajang
Sampailah di Lumajang, si kota spesial. Waktu tengah menunjukkan siang hari, matahari tepat di atas kepala.
Di rumah Ilham, kami dijamu dengan hangat oleh kedua orang tuanya, diajak makan, dll. Dikumpulkanlah alumni-alumni SGH Inakor di sana - Mas Anam, Adip, Ilham, Fawwaz, Rizal, dan aku tentunya.
Berbincang sebentar, negosiasi, sekaligus Zuhur. Sekitar jam 12 lebih, kami dapat kabar kalau setelah ini langsung bertolak ke Bondowoso. Persiapan? Tentu ada, tapi cuma 5 menit (untuk baca doa).
Jember
Kota yang sering disebut dari dulu, tapi gak pernah kepikiran bisa sampai sini. Melihat UNEJ, POLIJE, Alun-alun Jember, dll, rasanya sangat lega - juga khawatir.
Perjalanan ke Bondowoso diteruskan oleh Mas Anam, aku bagian membawa kotak dan barang bawaan lainnya di belakang. Selain itu, Mas Anam juga memang berpengalaman melalui jalan-jalan ini.
Bondowoso
Sempat tidak tahu jalan, kami berhenti di depan BAPPEDA Bondowoso dan dijemput oleh mas Nadhif.
Tidak tahu itu jam berapa, yang pasti telah memasuki waktu Ashar, kami sampai di rumah mas Nadhif. Sambungan sangat hangat oleh keluarganya ditujukan kepada kami, meskipun kami datang tiba-tiba dan bahkan mereka juga harus sambil menyambut tamu lain.
Sembari memakan tape bakar, sebenarnya bukan itu suguhan yang sangat nikmat, melainkan cerita-cerita penuh ilmu dari pak Ernadi, bapak dari mas Nadhif. Kami berbagi ilmu dan kisah terkait greenhouse, agribisnis, nutrisi tanaman, hingga merembet ke kopi Robusta dan Arabika (karena aku pernah magang di perusahaan kopi) dan seputar Korea.
Doa sudah mulai panjang dipanjatkan di prayer kali ini.
Tidak butuh waktu lama, kami di ajak ke GH tempat mas Nadhif kerja, sembari melakukan inspeksi. Salah satu perjalanan gila yang kami lewati karena hampir nyebur ke sawah.
Suara orang mengaji sudah mulai jelas terdengar, kami izin pamit lebih cepat karena harus balik ke Malang secepatnya. Dan seperti biasa, perpisahan dengan mas Nadhif selalu menjadi perpisahan yang sedih, sangat mendalam, terlalu bermakna, di waktu yang sangat singkat.
Dilanjut Maghrib sebentar, doa sedang kuat-kuatnya karena track yang gak ngotak. Rintik hujan pun mulai terlihat, meski tak lama ia mampir di perjalanan ini.
PLTU Paiton, Kab. Probolinggo
Hari sudah gelap, tapi ternyata itu yang membuat daguku tak tertutup juga.
Kami melewati PLTU Paiton, salah satu PLTU terbesar di Indonesia yang bahkan memasok sekitar 20% kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali. Melihat bentangan cahaya jingga di sebelah kanan dan tebing-tebing tinggi yang ditembus oleh beton pembangunan tol, rasanya seperti di dunia lain.
Dari sekian banyak tangkapan gambar yang kulakukan, justru disini aku tidak melakukannya sama sekali meskipun berada di salah satu tempat spesial yang pernah kukunjungi. Terlalu terpana.
Kab. Probolinggo
Sesampainya di awal Kab. Probolinggo, kami sempat istirahat sebentar di Ind*maret. Sempat bingung mau beli minum apa, akhirnya ku putuskan Kratingd*eng aja.
Seteguk, dua teguk, gak terasa sudah kami habiskan masing-masing 1 botol - sambil refleksi diri.
- Begitu kecil diriku ini
Begitu banyak hal yang belum ku eksplorasi
Begitu banyak nikmat yang tidak ku syukuri
Begitu banyak mimpi yang mesti ku kejar
- Begitu singkat duniaku ini
Lawang, Kab. Malang
Singkat cerita, sampailah kami di Lawang. Istirahat sebentar sembari menikmati belut krispi terdekat. Ditemani meng yang sangat lucu, tapi gak sempet foto...
Lanjut ke kos Mas Anam, kasihan Udin sudah menunggu. Kunci motor kuambil, langsung tancap gas lagi, melanjutkan perjalanan 40 menitan kembali ke Pakis. Alhamdulillah, bisa kuistirahatkan pinggang ini untuk melanjutkan pekerjaan esok hari.
########
Terima kasih untuk teman-teman, atas semua pengalaman hidup, semangat, motivasi, inovasi, dan semua hal yang sudah dibagikan kepadaku, baik secara langsung maupun hati-ke-hati. Priceless, tidak ada hal yang bisa membeli pengalaman kali ini. Terima kasih sekali lagi dari lumbung hati terdalam Ozik, mungkin mas Anam juga.
########
Sejauh akal melanglang buana.
Tertulis 17. 02. 2025., 22:28, sembari mendengarkan Payung Teduh.
Wah bagus sekali diskripsi kegiatan yang dilalui, semoga menjadi pengalaman yang bermanfaat dan memberi setidaknya inspirasi untuk terus semangat dan kerja keras untuk belajar. Mantap sekali mas ozik.....!
ReplyDeleteAamiin, matur nuwun sanget pai
Deleteselalu menjadi cerita terseru baca tulisan di blog ini, tapi sepertinya ada bagian kecil yg terlupa di part Probolinggo - menyematkan kabar singkat lewat vc 1m 15s🦋
ReplyDeletespecial part - sambil meluruskan pinggang...
Delete